Kamis, 25 Februari 2010

Diet ala Hugo Chavez

Presiden Venezuela Hugo Chavez yang terkenal dengan kepemimpinanya yang sangat anti liberalisme punya trik khusus untuk menurunkan berat badannya. Chavez bahkan menyarankan pendukungnya berolahraga dan makan sehat untuk mengurangi lingkar pinggang.

Ajakan Chavez untuk berdiet terutama ditujukan kepada kaum pria di negara Amerika Latin tersebut. Chavez seperti kebanyakan pria di negara tersebut mengalami kegemukan hingga ia harus melakukan diet.

Chavez dalam pidato di televisi mengatakan ada banyak orang gemuk di Venezuela. Chavez menekankan masalah kegemukan ini pada kaum pria.

"Saya tidak mengatakan perempuan gemuk, karena mereka tidak pernah menjadi gemuk. Perempuan kadang-kadang hanya berisi saja," kata Chavez seperti dilansir Chinadaily, Selasa (17/11/2009).

Presiden berusia 55 tahun itu mengaku telah menurunkan 9 kilogram (20 pound) berat badannya dengan melakukan olahraga dan makan dengan benar. Chavez yang masih terlihat lebih gemuk dibanding saat pertama kali menjabat tahun 1999 itu, mengatakan dia masih bisa menurunkan beberapa kilogram lagi berat badannya.

Apa rahasia diet sang Presiden?

"Melakukan sit up dan makan dengan baik. Kita harus belajar bagaimana untuk makan yang benar," katanya.

Chavez menyarankan untuk mengonsumsi beras bukan spageti yang terbuat dari gandum. Dia juga merekomendasikan orang yang berdiet untuk minum susu kedelai karena susu kedelai juga bisa membantu melawan penuaan.

Presiden fenomenal itu mengatakan diet dan olahraga telah membuatnya merasa lebih kuat dan 'siap untuk melanjutkan memimpin Revolusi Bolivarian', cita-citanya untuk menuju gerakan sosialisme di Venezuela yang didukung rakyat miskin.

Chavez menamakan gerakan politiknya Revolusi Bolivarian yang mengambil inspirasi dari cita-cita Simon Bolivar, pemimpin radikal di Amerika Latin yang hidup di masa kolonialisme.

Kamis, 18 Februari 2010

Apa untungnya menjadi kidal?

Orang tua selalu membiasakan anak menggunakan tangan kanan. Menjadi kidal (aktif menggunakan tangan kiri) kadang dianggap tidak sopan. Tapi menjadi kidal ternyata banyak sekali keuntungannya.

Orang menjadi kidal karena dominasi dari otak sebelah kanannya, namun sebagian besar (80-90 persen) anak lebih dominan kerja otak kirinya sehingga gerakannya lebih banyak menggunakan bagian kanan.

Penyebab kidal saat ini masih belum jelas ada yang bilang karena keturunan tapi banyak yang sepakat karena kebiasaan.

Apa untungnya menjadi kidal?
Salah satunya adalah bisa memproses berbagai rangsangan lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang menggunakan tangan kanan.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neuropsychology menunjukkan orang kidal lebih cepat merespons rangsangan. Kidal juga memiliki keuntungan dalam bidang-bidang tertentu seperti menjadi pilot jet tempur atau berbicara sambil mengemudi pada waktu yang bersamaan.

Di dalam otak terdapat dua bagian yang hampir identik dan sebagian besar memproses data yang masuk melalui salah satu jalur saraf besar. Tapi, tugas seperti pengolahan bahasa cenderung terjadi di salah satu bagian otak saja. Proses ini pada sebagian besar orang terjadi di belahan otak kiri, tapi untuk orang kidal kemungkinan terjadi di kedua belahan otak.

Seperti dikutip dari Howstuffworks, Selasa (17/11/2009) biasanya data ditangkap oleh sisi bagian kanan tubuh (mata kanan dan telinga kanan) lalu pergi ke bagian kiri otak untuk diolah hingga akhirnya manusia bisa mengetahui apa yang dilihat dan didengarnya.

Peneliti dari Australian National University mengungkapkan orang yang menulis dengan tangan kiri kemungkinan memiliki otak yang kondusif dalam pengolahan informasi. Peneliti menggunakan tes yang dirancang untuk menguji kecepatan informasi antara kedua bagian otak.

Studi ini melibatkan 80 orang yang menggunakan tangan kanan dan 20 orang yang kidal. Dalam salah satu tes, komputer akan menunjukkan satu titik entah di kiri atau kanan dari garis pemisah dan partisipan harus menekan tombol yang menunjukkan dimana titik tersebut muncul.

Didapatkan partisipan kidal lebih cepat merespons keseluruhan tugas ini dibandingkan tangan kanan. Dalam tes lain pun tangan kiri lebih cepat mencocokkan huruf yang muncul pada kedua sisi dari garis, sedangkan tangan kanan hanya cepat mencocokkan huruf pada salah satu sisi saja.

"Hubungan antara otak kiri dan kanan lebih besar terhubung pada partisipan yang menggunakan tangan kiri (kidal)," ujar Ketua penelitian Dr Nick Cherbuin. Ini berarti orang yang kidal memiliki keuntungan dalam bidang olahraga, permainan atau kegiatan lain di mana mereka dihadapkan pada rangsangan secara serempak. Secara teori orang kidal lebih mudah menggunakan kedua belahan otak untuk mengelola rangsangan, sehingga lebih cepat dalam hal proses dan waktu responsnya.

Selain itu, ketika salah satu belahan otak sudah kelebihan beban dan mulai melambat maka belahan otak lainnya dapat lebih mudah mengisi kekosongan. Para ahli juga mengungkapkan orang kidal akan memiliki mental yang lebih baik saat memasuki usia tua di mana kemampuan otak sudah melambat.

Kamis, 11 Februari 2010

Astaga, Alat Kemaluan Wanita Keluar dari Tubuh

Ketakutan terbesar dalam hidup Allison Henry terjadi ketika ia menemukan vaginanya keluar dari dalam tubuhnya. Entah mengapa hal itu bisa terjadi, namun hingga kini Allison harus menjalani operasi rutin untuk membuat vaginanya tetap berada di tempat normalnya.


Allison Henry adalah ibu dua orang anak kini. Kehamilan pertamanya berjalan normal. Namun saat kehamilan keduanya, sesuatu yang sangat menyeramkan terjadi pada diri Allison.

"Waktu itu saya sedang memberi makan anak pertama saya yang berumur 11 tahun, lalu tiba-tiba saya merasa ada yang keluar dari bagian bawah, seperti kencing. Ketika saya lari ke kamar mandi untuk melihatnya, darah pun keluar dengan sangat deras dari bagian bawah. Saat itu juga saya berteriak dan ketakutan," papar Allison seperti dikutip dari Momlogic, Selasa (10/11/2009).

Setelah bertanya pada dokter kandungan dan penyakit dalam, Allison diketahui mengalami hematoma (pendarahan) di luar plasenta. Namun untungnya, bayi yang sedang dikandungnya baik-baik saja.

"Saya terus mengalami pendarahan selama 15 minggu. Saat itu kehamilan saya sudah masuk minggu ke-25. Anak saya akhirnya lahir pada minggu ke-33," kata Allison.

Pendarahan yang dialami Allison baru berhenti setelah 4 bulan dirawat (bed rest) di rumah sakit. Namun keluar dari rumah sakit ternyata tak membuatnya benar-benar sembuh.

"Saat sedang di kamar mandi, saya merasa ada yang aneh ketika sedang membersihkan daerah vagina. Rasanya seperti tidak ada lubang, datar saja. Tapi karena tidak ada darah, saya tenang-tenang saja. Lagipula saya harus mengurus anak-anak dengan segera, akhirnya saya abaikan saja," tutur Allison.

Setahun berlalu, Allison semakin merasa ada sesuatu yang benar-benar membuatnya merasa ganjil. "Saya merasa ada seperti kantung di bawah vagina. Tapi karena sebelumnya saya pernah operasi, jadi saya pikir itu efek operasi," ujar Allison.

Suatu malam, Allison mencoba melihat ke bagian bawahnya, ia pun terkejut karena ternyata ada yang keluar dari vaginanya. Ia pun langsung menelepon dokter dan berkata 'Dokter, vagina saya keluar dari badan saya'.

Allison kemudian dibawa ke dokter spesialis panggul. Melihat kondisi Allison, dokter pun kaget dan mengatakan bahwa vagina Allison memang keluar dari tubuhnya, bahkan membawa sebagian kantung kemih dan duburnya.

Tak hanya itu, rahim Allison juga ikut-ikutan keluar. Selain itu, dokter juga mengatakan bahwa Allison mengalami rectocale, yaitu kondis vagina melemah akibat dorongan dari bagian rektum yang menekan dinding vagina. Allison juga diketahui mengalami cystocele, yaitu kondisi kantung kemih yang mendorong dinding vagina.

"Mungkin itu yang menyebabkan saya mengalami konstipasi dan susah buang air kecil," ungkap Allison.

Normalnya, rahim berada 8 hingga 11 cm di atas vagina, tapi tidak demikian dengan rahim Allison. Dengan terpaksa, Allison harus merelakan rahimnya diangkat dan benar-benar dilepas dari tubuhnya. Hal itu disebabkan karena otot-otot dan ligamen yang berfungsi menahan rahimnya ikut keluar saat ia mengalami pendarahan sebelumnya.

Namun dokter berhasil memperbaiki vagina Allison dan menaruh rahimnya kembali di tempat semula. Tapi penderitaan Allison tak berhenti sampai disitu. Ia kemudian mengalami gejala labia reduction atau penyusutan daerah vulva yang terpaksa membuatnya dioperasi kembali.

Tujuh hari setelah operasi, ketika Allison sedang menonton televisi, ia dikejutkan dengan darah yang keluar dari bagian vaginanya lagi. "Saya langsung teriak, 'telepon dokter, telepon dokter!',"ujar Allison.

Allison akhirnya dibawa ke bagian gawat darurat dan langsung menjalani operasi. Namun dokter kebingungan melakukan operasi karena tidak tahu sumber asal darah yang memancar saking banyaknya darah yang keluar. Ia bahkan harus menelepon dokter spesialis lainnya dan berkata 'Saya tidak tahu darahnya berasal darimana, saya bisa membunuhnya," seru sang dokter.

Operasi pun akhirnya selesai juga, dan dokter berhasil mengatasi pendarahan yang dialami Allison. Tapi 6 bulan kemudian, coba tebak apa yang dialami Allison? Ia harus menjalani operasi lagi karena vaginanya mengeluarkan bau yang tidak sedap dan ia merasa kesakitan lagi. Operasi berhasil dilakukan lagi, tapi hingga kini Allison harus rutin menjalani check up vagina, bahkan harus rutin pula menjalani operasi.

"Ini adalah mimpi buruk bagi saya. Pesan yang ingin saya sampaikan adalah, jangan menunda sesuatu jika ada hal yang dirasa tidak beres. JIka saya tidak mengabaikan bentuk vagina yang aneh pada waktu di kamar mandi dulu, saya mungkin bisa punya anak lagi saat ini. Jadi, jangan tunggu sampai terjadi sesuatu yang parah," kata Allison.

Kamis, 04 Februari 2010

Berenang dan Oral Seks Dijamin Tak Bikin Hamil

Sekedar menelan sperma apakah bisa menyebabkan kehamilan?

Kasus kehamilan gadis 15 tahun akibat menelan sperma cukup menghebohkan. Meski kasusnya sudah pernah dimuat dalam sebuah jurnal ilmiah di Inggris, tapi masih banyak dokter yang ragu dan tidak percaya.

Pakar seksolog Indonesia pun menjamin oral seks tidak membuat hamil. Begitu juga anggapan berenang di kolam renang umum akan membuat hamil karena sperma lelaki banyak yang keluar.

"Mitos itu harus diluruskan. Berenang tidak akan membuat hamil begitu juga dengan oral seks," kata Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS ketika dihubungi detikhealth, Jumat (5/2/2010).

Dalam British Journal of Obstetrics and Gynecology disebutkan bahwa seorang gadis 15 tahun di daerah Lesotho Afrika Selatan hamil karena menelan sperma. Kasus itu memang sudah berlalu 22 tahun silam, namun baru-baru ini kembali mencuat dan memunculkan kontroversi.

Para dokter yang pada saat itu menangani gadis tersebut juga kebingungan karena si gadis ternyata diketahui tidak punya vagina. Dokter menduga sperma masuk melalui saluran pencernaannya. Selain itu, sperma yang masuk ke dalam tubuh gadis itu pun diduga merupakan sperma super.

Namuan menurut pakar andrologi dan seksolog Prof Wimpie hal itu tidak mungkin terjadi.

"Ya nggak mungkin, jelas itu adalah mitos. Kebenarannya harus benar-benar ditelusuri sampai ke sumber awalnya. Kalau dokter disana bilang seperti itu, berarti dokter disana bodoh dan masih percaya mitos," ujar dokter yang mendapatkan gelar seksolog dari University of Washington, Amerika Serikat tersebut.

Menurut Prof Wimpie, sperma hanya akan menempel pada dinding rahim jika melalui saluran vagina.

"Apalagi dengan kasus nggak punya vagina seperti itu. Tidak mungkin kehamilan terjadi tanpa melalui vagina. Lagipula kalau sperma tertelan dan masuk ke lambung, harusnya kan keluar lewat anus, tidak mungkin masuk ke dalam rahim," ujarnya.

Gadis itu sendiri diketahui memiliki kelainan vagina yang disebut mullerian agenesis yang membuat sistem reproduksinya seperti vagina, leher rahim dan rahim tidak lengkap. Penderita mullerian agenesis akan kesulitan melakukan hubungan seksual dan akan merasakan sakit yang luar biasa jika dipaksakan bersenggama.

Prof Wimpie mengatakan pasti ada sesuatu yang ditutupi dari kasus hamilnya gadis 15 tahun akibat menelan sperma tersebut. "Mungkin saja ia melakukan proses bayi tabung atau pernah melakukan seks sebelum keadaan vaginanya seperti itu," katanya.

Kasus hamil yang ditutup-tutupi menurut Prof Wimpie memang banyak terjadi. "Banyak yang malu mengakui pernah melakukan hubungan seks. Jadi mereka bilang itu karena kecelakaan waktu berenang. Padahal berenang sudah jelas tidak akan bisa membuat seorang wanita hamil," tutur Prof Wimpie.

Selain itu, oral seks juga aman selama kedua pasangan sehat dan tidak berpenyakit. "Jadi sebelum mau melakukan oral seks, cek dulu punya penyakit atau tidak," ujarnya.